Waktu
Luang Di Laboratorium PTD
Hari ini hari
Jum’at. Seperti hari-hari biasanya, aku bangun pagi pukul 5, walaupun masih
sedikit malas. Setelah bangun, aku pergi mengambil air wudhu, lalu sholat
subuh. Setelah selesai sholat subuh, aku mandi dan sarapan. Akhirnya aku
berangkat ke sekolah, diantar oleh ibuku.
Setiap hari aku berangkat ke SMP N 1
Magelang. Aku adalah salah satu siswa dari kelas 7B. Jadwal pelajaran kelas 7B
di hari Jum’at ada 4, yaitu sejarah, agama, PTD (Pendidikan Teknologi Dasar),
dan Bahasa Indonesia.
Bel tanda masukpun berbunyi.
Sekarang dimulai pelajaran sejarah. Setelah pelajaran sejarah selesai, aku
bersama teman-temanku pergi ke musholla, karena memang biasanya jika pelajaran
agama Islam, kegiatan pembelajarannya diadakan di musholla. Beberapa waktu
berlalu, pelajaran agama sudah selesai. Sekarang pelajaran PTD. Aku dan
teman-temanku pergi ke kelas, megambil buku pelajaran PTD, lalu pergi ke
laboratorium PTD.
Akhirnya kita semua sampai di
laboratorium PTD. Di laboratorium PTD, Pak Riyanto guru PTD kami, menyuruh kami
untuk mempelajari materi PTD. Sekitar 15 menit berlalu dan aku rasa sudah cukup
mempelajari materi PTDnya. Jadi sekarang ada waktu luang nih! Aku ingin
menggunakan waktu luangku ini, untuk bermain internet. Tiba-tiba aku teringat
sebuah situs, dimana di situs itu, aku bisa berbicara dengan orang asing dari
seluruh dunia secara tertulis atau video. Yang tidak lain, nama situs itu
adalah omegle.com. Aku langsung membuka situs itu dan memilih untuk berbicara
secara tertulis.
Selain untuk mengisi waktu luang, aku membuka
situs ini juga untuk melatih kemampuan bahasa inggrisku. Karena di situs ini
kita bercakap-cakap dengan orang asing menggunakan Bahasa Inggris. Biasanya,
setelah kita membuka situs ini dan memulai percakapan, akan tampil tulisan “You” dan “Stranger” di monitor. “You”
berarti kita dan “Stranger” berarti
orang asing.
Untuk
mulai percakapan, biasanya aku mengetik kata, Hi. Asl please. Asl merupakan kependekan dari age, sex, live, yang artinya di bahasa indonesia adalah umur, jenis
kelamin, tempat tinggal. Biasanya, bila kita menuliskan tempat tinggal, hanya
disebutkan negara dimana kita tinggal.
Akhirnya
aku mulai percakapan tersebut. Seperti yang sudah aku bilang, aku memulai
percakapan dengan mengetik,”Hi. Asl
please.”
Stranger menjawab, “You first”.
Aku
jawab, “12 f indonesia”. Bagi yang
belum tahu, f adalah singkatan dari female yang berarti perempuan dan m
singkatan dari male yang artinya laki-laki.
Setelah
itu Stranger jawab,”ow too old for me”.
Ternyata nenurutnya aku terlalu tua. Hahaha.. Lalu Stranger memutuskan
percakapan ini.
Aku
mulai percakapan baru dan ku lihat di monitor, Stranger telah menulis,“Hey. Asl please”.
Aku
menjawab,”You first”
”26 m. And you? ”, jawabnya tanpa
menuliskan dimana dia tinggal.
Aku
jawab lagi,”12 f Indonesia”. Dan lagi-lagi
Stranger memutuskan percakan tersebut. Mungkin, karena aku terlalu muda.
Aku
mulai lagi percakapan baru. Lalu aku ketik kata,”Hi”
Stranger
menjawab,”Hey. Asl?”
Aku
jawab lagi seperti percakapan-percakapan sebelumnya, yaitu,”12 f Indonesia. And you?”
Stranger
menjawab,”13 m Indonesia”. Dalam
pikiranku berpikir, pasti Strangernya
bisa berbahasa Indonesia. Lalu aku ketik,“Berarti kamu bisa bahasa
Indonesia dong?” .
“Cool” jawab Stranger yang masih dengan
bahasa inggris. Aku curiga, jangan-jangan Strangernya bukan orang Indonesia. Akhirnya,
karena aku merasa di bohongi, aku putus saja percakapan ini. Akhirnya aku
kembali memulai percakapan baru lagi.
Dan
lagi-lagi di monitor sudah tertulis,”Hi.
Asl” dari Stranger.
Aku jawab lagi dengan, “12 f Indonesia. And you??”.
Stranger jawab,”13 f Indonesia”
Aku bertanya,”Kamu bisa bahasa
Indonesia kan?”. Aku ingin memastikan kali ini benar-benar orang Indonesia.
“Bisa donk. Dari Indonesia gitu.”
jawab Stranger. Aku terkejut tetapi tidak terlalu terkejut, karena sebelum percakapan
ini, aku juga sudah pernah bercakap-cakap dengan orang Indonesia. Percakapan
tersebut mulai seru.
“Kamu tinggalnya dimana?”, tanyaku.
“Magelang. Tau Magelang nggak? Klo
kamu?”, jawab Stranger. Dan rasa terkejutku semakin bertambah karena aku juga
tinggal di Magelang.
“Aku juga di Magelang. Kamu
sekolahnya dimana?”, tanyaku penasaran.
“Di smpn 1 magelang. Kamu?”, balas
Stranger. Rasa terkejutku terus bertambah dan bertambah. Ternyata Stranger juga
sekolah di SMP N 1 Magelang. Saat itu Febri teman di sebelahku melihat monitor
komputerku dan membaca percakapanku di omegle. Dia juga terkejut. Lalu dia
memberi komentar,”Mungkin Strangernya kakak kelas”. Dalam pikiranku juga bekata
begitu.
“Aku juga di smp 1 magelang.” balasku.
“Ah kamu bohong ya?” jawab Stranger
tidak percaya.
“Bener!!!”, jawabku.
“Kamu
kelas berapa?” Tanya Stranger lagi.
“Kelas
7. Di kelas 7B.” Percakapanku terhenti sejenak karena tiba-tiba aku dipanggil
oleh Arizka teman sekelasku. Dia bertanya,”Kamu lagi buka omegle ya?”
“Iya.” jawabku.
“Oh, ternyata Ica yang lagi buka
omegle.”, kata Arizka kepada Utari. Tanpa pikir panjang, aku rasa, aku sudah mengerti permasalahannya.
Aku langsung pergi ke tempat duduk Utari, mumpung sekarang Pak Riyanto sedang
tidak ada di meja guru. Aku ingin melihat monitor komputer Utari. Setelah aku
lihat, ternyata Utari sedang membuka
omegle dan percakapannya sama dengan yang ada di monitor komputerku. Utari juga
pergi ke monitorku untuk melihat percakapanku di omegle. Setelah melihat
monitor Utari aku langsung berkata,”Ternyata bener Strangernya Utari…”.
Retno,
teman sekelasku yang duduk di sebelah kanan Utari juga sudah mengerti
permasalahannya, dan begitu mendengar perkataanku, ia langsung tertawa.
Teman-teman lain yang mengerti permasalahan ini juga ikut tertawa. Aku dan
Utari pun juga ikut tertawa.
Saat
itu rasa terkejut Utari dan rasa terkejutku memuncak. Perasaanku campur aduk,
ada rasa terkejut, tidak percaya, geli, ah pokoknya banyak. Ini benar-benar
kesempatan yang langka. Bayangkan, di omegle, kita dapat bertemu dengan
orang-orang dari seluruh dunia. Tetapi sekarang aku bertemu dengan orang
Indonesia yang sama-sama di Magelang, bersekolah di SMP N 1 Magelang kelas 7B
dan berada di laboratorium PTD. Hal ini benar-benar hal yang tidak biasa. Kok bisa ya? begitulah tanya dalam
hatiku.
Setelah melihat monitor komputer
Utari aku langsung kembali ke tempat dudukku yang masih dengan perasaan tidak
menyangka. Setelah duduk, Febri berkata,”Dulu kan, Kreiton pernah ngomong,
kemungkinan kalo sekelas bisa ketemu di omegle itu 1:1.000.000.000. Yang
dibilang Kreiton itu mungkin bener, tapi perbandingannya mungkin nggak sebesar
itu. Sekarang kita punya bukti kalau perbandingannya nggak akan sebesar itu”. Aku
mengangguk. Tetapi, sayangnya hari itu aku dan Febri tidak bisa membuktikannya kepada
Kreiton, karena Kreiton tidak masuk sekolah. Dia sedang mengikuti Lomba Robotik
di Jakarta.
Karena hal ini kesempatan langka,
aku dan Utari tidak mau memutuskan percakapan ini sampai bel istirahat
berbunyi. Akhirnya bel tanda istirahat berbunyi. Dengan terpaksa aku memutuskan
percakapan ini. Untuk kenang-kenangan dan bukti, aku cepat-cepat menyuruh Utari
untuk meng-copy percakapanku dan
Utari di omegle, lalu disimpan di flashdish Utari. Aku tidak bisa meng-copy
percakapan tadi karena aku tidak membawa flash-disk.
Setelah
selesai istirahat, dimulai pelajaran Bahasa Indonesia. Waktu itu, guru Bahasa
Indonesia kami, Bu Rita, meminta kami untuk membuat cerita tentang
pengalaman
yang mengesankan. Kebetulan sekali, aku ingin membuat cerpen tentang kejadian
tadi, di Laboratorium PTD untuk mengenangnya. Pengalaman ini adalah pengalaman
yang berkesan dan langka, oleh karena itu, aku akan mengingatnya selalu.
Disusun
Oleh:
Nama : Frisalia Briliantia Dini
Kelas : 7B
Absen : 8
0 komentar:
Posting Komentar